7 Prinsip Desain Arsitektur : Tekanan atau Point of Interest

Setelah membahas tentang Irama dalam 7 Prinsip Desain Arsitektur, kini kita membahas tentang Point of Interest.

Untuk menjelaskan tentang Tekanan atau Point of Interest, saya jadi teringat ketika dosen saya yang juga Arsitek senior (alm. Bisoewarno Soemarsono) bicara;

"Ketika ditengah pasar dengan keramaian orang yang sibuk berjual beli, tiba-tiba di sana ada seorang Gila. Maka orang gila tersebut akan jadi pusat perhatian, penekanan atau point of interest."

Sebuah penekanan tentu berbeda dengan kondisi sekitarnya. Baik berbeda dalam bentuk, ukuran, warna dan sebagainya. Lebih mudah jika di gambarkan sebagai berikut:

Memberi penekanan dalam posisi :

Penekanan dalam bentuk :

Penekanan dalam warna :

Anda bisa lihat, mata anda akan tertarik kepada bentuk yang berbeda di banding sekelilingnya. Mata anda akan tertuju pada sesuatu yang "aneh", karena berbeda lalu menarik pandangan anda.

Penekanan pada bangunan Arsitektur digunakan dengan beberapa tujuan:

- Identitas. Sebuah bangunan Masjid dengan ciri khas Kubah akan menarik orang untuk langsung bisa mengidentifikasikan bahwa sebuah bangunan adalah masjid. Maka ketika sebuah Gedung Rumah Sakit bentuknya seperti sekolah, bisa di pastikan arsiteknya gagal memberi penekanan terhadap gedung tersebut.

- Entri. Sebuah pintu masuk, baik ke lingkungan bangunan maupun ke bangunan biasanya diberi tekanan yang berbeda, sehingga ketika melihat sebuah bangunan, orang akan langsung tahu kemana ia harus berjalan memasuki sebuah bangunan atau gedung. Anda pernah kesulitan mencari pintu masuk sebuah gedung? Pasti anda kesal dan secara tidak langsung arsitek bangunan tersebut gagal memberi penekanan.

- Banyak hal lain yang dipergunakan bagi penekanan ini, namun tidak bisa kita jabarkan secara komplit.


Demikian tulisan mengenai 7 Prinsip Desain Arsitektur yang membahas Penekanan atau Point of Interest. Semoga bermanfaat.